Sabtu, 12 Desember 2009

TUNARUNGU BUKAN HALANGAN UNTUK BERPRESTASI

Ketika luka terlanjur digoreskan, ketika itu pula luka dipatrikan sebagai sejarah hidup. Tidak ada yang sanggup menghapuskannya dari catatan sang waktu. Hanya kebesaran hati yang mampu mengatasinya.

Hai pembaca, perkenalkan nama saya After Octavi Widiyanti, teman-teman biasa memanggil dengan panggilan saya fitri. Saya berasal di suatu tempat di Jakarta dan alumni SDLB Santi Rama Cipete, sekarang saya bersekolah umum di SMAN 5 jakarta. Di sini, saya mau bercurhat panjang tentang kisah pribadiku, kisah sarat yang penuh perjuangan.

Aku lahir di Jakarta, pada hari Rabu 18 oktober, tepat di saat adzan berkumandang. Persis dengan hari kelahiran ibuku. Seiring perjalanan waktu, banyak hal yang telah berubah. Kata nyokap, sejak aku menginjak umur 7 bulan, orang tua baru nyadar kalau aku gak pernah merespon bunyi-bunyian ketika aku mulai suka bermain benda-benda apapun. Ketika Menginjak umur 8 bulan, orang tua membawa saya ke rumah sakit untuk diperiksa. Dokter THT memeriksa kondisi kesehatanku. Dokter bilang, aku menderita tunarungu. Aku gak bisa bayangin, gimana perasaan orang tua kala mendengar vonis dokter. Hati mereka hancur banget.

Di usia 2,5 tahun, orang tua menyekolahkan aku di sekolah khusus tunarungu di Kramat Raya. Setelah umur 7 tahun, aku pindah ke sekolah khusus tunarungu di SLB Santi Rama Cipete. Seingat aku, di saat aku sekolah di Santi Rama, aku belum ngerti dan sadar soal kekuranganku.

Seiring besarnya usiaku dan aku pun mulai gede, aku mulai sadar sama kekuranganku. Tiap kali mau berkata-kata, sulit banget mengutarakannya. Tanpa sadar, aku mulai pakai bahasa isyarat. Tapi nyokap melarangku pakai bahasa isyarat. Nyokap bilang, gak semua orang mengerti bahasa isyarat. Nyokap maksain aku tetap pakai bahasa lisan. Sulitnya minta ampun, tapi aku tetap berusaha.

Aku mulai merasa kesepian dan terkurung dalam duniaku yang sunyi dan sepi, tanpa suara. Aku sering tanya sama nyokap, “kenapa aku tidak bisa mendengar? Apakah mama melahirkan aku? Apakah mama senang melihat aku hidup seperti ini dan penderitaanku?”

Saat itu aku ingin mati aja! Aku gak ingin hidup bareng penderitaanku! Ngapain juga orang tua tega membesarkan aku dengan kondisi begini? Kenapa juga Allah gak ngasih aku pendengaran normal? Aku sedih, putus asa dan marah sama segala hal. Aku pun benci banget sama Allah.

Kemarahan dan kebencianku sama Allah ketahuan nyokap. Dengan sabar nyokap selalu mengingat kalau tindakan aku itu salah. Nyokap juga bilang, bahwa Allah sayang sama aku dengan apapun kondisiku. Malah nyokap terus cerita. Sewaktu mengandung aku, nyokap kena virus 'rubella'. Rubella adalah suatu virus yang bisa melumpuhkan manusia termasuk janin.

Jujur aja, segala penjelasan nyokap gak aku terima. Tetap aja aku marah plus menyesali kondisiku. Lantaran aku paham banget, penderitaan ini akan menyertai sepanjang hidupku. Aku takut, ngeri membayangkannya! Aku juga gak tahan tiap lihat orang lain bisa berkomunikasi sambil ketawa-ketawa. Aku benci dan iri banget.

Di usia 14 tahun aku kena DBD dan harus di opname di rumah sakit. Aku mulai berharap mati aja. Eh! Justru aku sembuh. Aku marah lagi. Kenapa harapanku untuk mati gak dikabulkan-Nya? Namun di sisi lain aku mulai paham, ternyata banyak orang yang sayang dan peduli sama aku. Akhirnya aku menyerah aja deh.

Di sekolah Santi Rama Cipete aku belajar banyak hal, hingga rasa percaya diriku pun mulai tumbuh. Aku mulai bisa berkomunikasi dengan orang lain dengan menggunakan bahasa lisan meski ucapanku kurang jelas. Setelah lulus dari SDLB Santi Rama, orang tua mendaftarkan aku ke sekolah Taman Siswa cabang Jakarta. Sempat ciut nyaliku ketika aku masuk ke sekolah itu. Aku mulai sadar akan kekuranganku. Setelah melalui proses, ternyata sekolah tersebut menerimaku dengan tangan terbuka. Kepercayaan sekolahku gak aku sia-siakan. Aku berjuang mengikuti tiap mata pelajaran. Aku harus mampu sejajar dengan teman-teman yang punya telinga normal.

Ketika ada lomba lukis antar sekolah, para guru mendukungku untuk ikutan. Jadi aku ikut. Eh! Aku menang dan berhasil masuk 10 besar dari 100 peserta dari sekolah lain. Aku berhasil mengharumkan nama sekolahku Taman Siswa lewat lomba lukis padahal sainganku semua orang normal tuh. Malahan aku sempat bertemu presiden Megawati loh.. Aku bahagia banget! Inilah pengalaman luar biasa dalam hidupku.

Setelah lulus dari sekolah SMP Taman Siswa, aku mendapatkan nilai bagus, semua berkat kerja keras aku. Dari awal aku memang berniat belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat masuk di sekolah negeri favorit, unggulan dan terkenal di Jakarta. Aku tahu itu jalan tidak mudah karena sekolah negeri menuntut NEM harus setinggi mungkin. Pada akhirnya aku berhasil lolos 200 besar dari 2000 pendaftar. Tapi aku tidak mau bangga dulu mengingat kekurangan fisikku.

Dengan bekal prestasi di bidang seni waktu SMP, aku dipilih mewakili SMAN 5 jakarta untuk ikut lomba lukis di pulau onrust dan pulau anyer, aku naik kapal bersama peserta dari sekolah lain. Aku bersyukur, berkat mengukir prestasi, aku dapat beasiswa bebas biaya sekolah selama setahun. Hal ini aku persembahkan buat papa yang kucintai yang telah meninggal dunia bulan januari 2009.

Bulan Februari lalu, sekolahku mengadakan acara pertemuan yang berhubungan dengan masalah UUD tentang diskriminasi terhadap penyandang cacat. Aku dipilih menjadi pembicara serta wakil dari anak-anak tunarungu. Dalam kesempatan itu aku harus membuktikan bahwa anak tunarungu bisa mengikuti di sekolah umum negeri. Akhirnya sekolahku resmi menjadi sekolah inklusi.

Tiba-tiba ujian datang menimpaku, guru bahasa inggris suka menghinaku. Katanya aku tidak bisa bicara bahasa inggris karena setahu guru anak tunarungu tidak mengerti cara bicara yang benar. Hal itu biasanya membuat orang jadi tersinggung justru malah membuat aku semangat. Sebelum interview akan dimulai, aku belajar keras .

Esok hari, interview dimulai guru menanyakan tentang pengetahuan dan aku menjawab dengan menggunakan bahasa inggris sambil berdoa dalam hati, akhirnya aku berhasil mendapatkan nilai 7.

Sampai akhir semester tahun ini, akhirnya aku naik kelas 3 SMA padahal temanku yang normal sedikitnya 3 orang yang tidak naik kelas.

Di luar ini, saya mempunyai teman tunarungu, kebanyakan mereka bersekolah umum swasta. Karena mereka tidak percaya diri terhadap sekolah negeri yang menurut mereka itu anak normal pada pintar-pintar.

Cukup sekian curhat dariku. Pembaca, aku berharap kisahku bisa memberi inspirasi anda dan semangat bagi teman-teman yang senasib denganku. Meskipun memiliki kekurangan, kita harus berusaha keras agar bisa meraih keinginan tanpa harus menguburnya. Kita harus bisa mewujudkan keinginan secara nyata.

Sekali lagi, saya berharap perjuangan saya untuk memajukan mereka yang cacat seperti saya. Impianku, diskriminasi terhadap penyandang cacat bisa dicabut oleh pemerintah. Tanks for all……………..

1 komentar:

daniel leo bryan mengatakan...

hai fitri,salam kenal ya nama aku daniel dari pekanbaru,riau.!!
aku juga ingin membagi sedikit pengalamanku kepada kamu fitri,,
dulu aku adalah seorng anak normal yg dilahirkan oleh seorang ibu yg luar biasa..,,
hari2 ku lalui dengan begitu semangat dan penuh kegembiraan..,,
aku punya bnyak temen2 yg sayang dan perhatian kepadaku..,!!

Hingga suatu hari aku merasakan ada yg berkurang pada diriku. Tepatnya saat aku menginjak usia 13 tahun dan aku pada saat itu sudah memasuki tingkat pendidikan di smp., ntah apa yg terjadi pada diriku tiba2 telinga ku berair dan banyk mengeluarkan cairan yg baunya begitu tidak enak, seperti bau kotoran, dan secara perlahan2 penyakitku ini juga membuat pendengaran ku berkurang.

Pada saat itu juga aku mulai merasa minder terhadap teman2 ku., terkadang aku selalu menghindar dari teman2 ku karena kekurangan ku ini., hingga suatu saat aku mengeluh kepada ibu ku bahwa aku sedang menderita sebuah penyakit yg membuat ku malu dan minder kepada orang lain.setelah mendengarkan keluhan ku ibuku dengan perasaan kwatir langsung membawaku kerumah sakit untuk diperiksa., dan sesampainya kami dirumah sakit, hingga kami bertemu dengan seorang dokter THT yg akan memeriksa keadaan ku, beberapa menit setelah dokter memeriksa aku, dokter memfonis aku untk dioperasi, seketika itu aku dan ibuku kaget mendengarnya.!
setelah hari dimana pemeriksaan itu berakhir ibuku berjanji akan membawaku untuk operasi hingga aku sembuh, dan semenjak saat itu aku juga makin bersemangat untuk menjalani hari2 ku selanjutnya..

Hari2 kujalani dengan penuh semangat dah penuh suka cita walaupun orang tidak tau akan kondisiku yg sebenarnya..!! aku selalu berdoa dan bersyukur kepada tuhan bahwa aku masih diberikan hidup dan diberikan nafas hingga saat ini..

dan tanpa terasa waktu juga sudah berlalu tanpa terasa, dan tanpa terasa aku sudah lulus dari sma dan mulai melanjutkan ketingkat universitas..!!

Tiba-tiba aku mulai merasa minder kembali dan mulai kehilangan semangat hidupku, ntah kenapa aku kembali di ingatkan akan penyakitku dulu yg tak kunjung sembuh., mungkin karena lingkungan ku yg baru membuat aku takut buat bersosialisai kepada orang disekitarku..,, karena aku dulu dirumah bersama keluargaku yg mengetahui kondisiku yg sebenarnya yg selalu sayang dan mengerti dengan kekuranganku, tetapi dilingkungan ku yg sekarang ini sangatlah berbeda aku sudah jauh dari rumah dan harus bisa hidup mandiri ditengah kekuranganku ini.. aku mulai belajar hidup jadi anak kos dan semua serba sendri, hingga aku mencoba untuk bersosialisasi kepada orang disekitarku tetapi ntah kenapa aku kurnag bisa mendengar apa yg diucapkan mereka..,, hingga aku pun mulai merasa minder kembali dan ingin rasanya mengurungkan diri dikamar kos ku truss,

Hingga suatu saat aku mengatakan apa yg sebenarnya terjadi dilingkunganku yg baru kepada ibuku., hingga membuat ibuku bersedih, mungkin ibuku teringat akan janji yg telah terlupakan dulu bahwa aku akan bisa sembuh dengan operasi., dan hingga saat ini pendengaranku semakin lama semakin berkurang..!!kemudian ibuku menyerah kan aku kepada kakak ku yg ada dipekan baru untuk rutin mengecek aku kedokter, padahal dalam hatiku kenapa aku gak langsung dioperasi saja., tapi aku tau kok maksud ibuku yg sebenarnya..!! hingga saat ini aku tetap semangat menjalani hidup ini ditengah kekuranganku ini.. karena aku yakin kalau aku masih bisa sembuh seperti apa yg dikatakan oleh dokter yg baru2 ini memeriksaku..,, kata dokter itu aku sebenarnya tidak usah sampai dioperasi karena aku masih ada harapan buat sembuh,,..

Jadi aku hanya berpesan kepada teman2 yg sama seperti aku atau yg sudah tidak ada harapan sekali pun bahwa kita sebenarnya adalah ornag2 yg sanagt dikasihi oleh Tuhan, karena DIA yakin klo kita tuh bisa melalui semuanya ini..!!
jadi tetap lah semangat dan jalani lah hidup ini dengan penuh suka cita.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons