Jumat, 18 Desember 2009

AKU TAK PUNYA BANYAK PILIHAN


Pembaca, coba ingat-ingat lagi ketika anda akan menentukan masuk SMA mana? Saat penerimaan murid baru beberapa bulan yang lalu atau beberapa tahun yang lalu. Ada beberapa sekolah, dari yang favorit sampai alternatif.

Pembaca, ingat-ingat lagi, sampai hari ini, sudah beberapa kali anda berganti cita-cita. Waktu kecil mungkin ingin menjadi dokter atau polisi. Agak besar, ingin jadi insinyur. Sekarang ingin jadi anggota DPR atau presiden.

Semua itu sah-sah saja bagimu. Sama sekali tidak ada yang melarangmu dan anda punya kemungkinan untuk mewujudkannya. Menyenangkan iya. Oke, silahkan lanjutkan angan-anganmu dan nikmati “kebebasanmu”. Aku akan bercerita lain.

Suatu hari, ada tim yang kecil berkunjung ke sekolahku. Setelah melalui proses yang tidak begitu rumit, aku dan teman-teman bertemu dengan mereka. Bukan karena aku diberi hadiah teenlit kesukaanku. Bukan, kunjungan mereka tidak seperti kunjungan-kunjungan lain.

Pernah serombongan datang ke sekolahku, sepertinya mereka istri-istri pejabat. Mereka datang dengan beberapa dos makanan dan susu. Ada juga yang mahasiswa datang ke sekolahku dan melakukan penelitian untuk skripsi. Bukannya aku tidak senang, tapi aku tahu mereka datang karena rasa kasihan. Kasihan karena aku dan teman-temanku yang tunarungu.

Tapi tim itu datang ke sekolahku bukan karena itu. Mereka datang dengan alasan dan tujuan sama dengan saat mereka mengunjungi sekolah-sekolah lain. Berbagi wawasan, pengalaman, persahabatan dan kebahagiaan. Aku dan teman-teman senang dipandang sama sebagai pelajar dan remaja yang sedang berkembang, sedang mencari jati diri.

Oh, iya, sampai di mana anganmu menerawang? Ingin apalagi anda dalam hidup ini? Silahkan saja, karena memang sangat banyak pilihan bagimu. Jangan sampai anda sia-siakan. Tidak seperti diriku. Tapi tunggu dulu.
Aku merasa kesempatanku dibatasi. Semua karena ketunarunguanku. Aku masih punya beberapa pilihan, meskipun tidak sebanyak anda. Aku merasa pilihan terbaik malah telah diberikan kepadaku.

Sekarang aku sekolah di SMALB di suatu tempat di Jawa Tengah. Sekolah yang tidak begitu besar. Muridnya juga tidak sebanyak murid di sekolahmu. Di situlah aku dan teman-temanku merangkai cita-cita, belajar beberapa pengetahuan, dan ketrampilan untuk bekal hari depan. Mungkin aku bisa bekerja sebagai penjahit, pedagang, juru masak,salon, peternak atau wiraswasta lain.

Aku menguatkan diri dengan selalu mengingat kata-kata guruku. Sedikit pilihan bukan berarti hilang kesempatan untuk sukses. Banyak pilihan tidak menjamin kesuksesan. Tergantung bagaimana kita menekuni suatu pekerjaan.

Pembaca, cukup hari ini aku curhat. Aku tidak ingin terjebak dalam keputus-asaan, keminderan, dan kurang percaya diri. Aku juga tidak ingin selalu dibawah bayang-bayang rasa kasihan dan iba. Aku ingin mandiri dan dihargai sama dengan orang lain. Terima kasih semua.

Tenniriya Swastika Sineas

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons